Berita / Buku Saku Membangun Ekosistem Pengembangan Obat di Indonesia

Buku Saku Membangun Ekosistem Pengembangan Obat di Indonesia

Percepatan pengembangan industri farmasi dan pengembangan obat sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2016 dapat terwujud dengan terbentuknya ekosistem pengembangan obat (drug development ecosystem) yang hingga saat ini belum ada di Indonesia. Mengingat potensi Indonesia yang sangat kaya akan sumber daya alam dan merupakan salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, pembentukan ekosistem pengembangan obat berpotensi membawa dampak besar untuk Indonesia dalam kemandirian dan daya saing bangsa di bidang obat dan biopharmaceuticals.  Hal ini juga sesuai dengan Visi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong.

Keberhasilan pembentukan ekosistem pengembangan obat di Indonesia tergantung pada beberapa faktor antara lain kebijakan dan strategi pemerintah dalam riset dan pengembangan obat, jumlah dan kapasitas peneliti, pemenuhan infrastruktur laboratorium dan instrumen dengan teknologi terkini, skema pendanaan, pengawalan dan pengawasan dari badan regulator, serta partisipasi dari pihak NGO, philanthropist, industry, dan private sector lainnya.

Belajar dari kondisi pengembangan obat di Indonesia saat ini dan benchmarking dari beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Cina, Jerman, Jepang, Korea Selatan dan Kuba, ada beberapa poin penting yang harus dilakukan pemerintah Indonesia agar terjalin sinergi dan koordinasi yang baik dengan peneliti/akademisi dan pelaku usaha (business) dalam kerangka triple helix sehingga terbentuk ekosistem pengembangan obat lengkap dengan semua stakeholders yang terlibat (Gambar 26), antara lain:

  1. Membangun misi penelitian Nasional di bidang obat dan kesehatan.
  2. Membangun tata kelola riset yang baik (koordinasi antar K/L terkait).
  3. Mempercepat perkembangan jumlah dan kualitas peneliti di bidang obat dan kesehatan.
  4. Pendanaan penelitian untuk infrastruktur, dalam hal ini termasuk laboratorium dasar (in vitro dan in vivo), animal center dan laboratorium pusat-pusat penelitian.
  5. Pendanaan yang kompetitif untuk efisiensi dan keunggulan serta memprofesionalkan pengelolaan dana penelitian.
  6. Menarik kontribusi non-Pemerintah dan pihak swasta
  7. Mengembangkan jaringan penelitian.

 

Penyusun          : Direktorat Registrasi Pangan Olahan

Penerbit             : Badan Pengawas Obat dan Makanan RI

Tahun Terbit       : 2022

Tempat Terbit     : Jakarta

Spesifikasi         : xii, 80 hlm.: Bibl., Ilus.; 21 cm

Jam Layanan

  • Senin - Jum'at
    08.00 - 16.00 WIB
  • Senin - Jum'at
    08.00 - 16.00 WIB

Info Kontak

Statistik Pengunjung

  • Hari Ini: 119

  • Kemarin: 141

  • Minggu Ini: 817

  • Bulan Ini: 3692

  • Total: 263218

  • Sedang Online: 0

Social Media

Penilaian Anda

2022 BPOM All rights reserved.

Mohon isi form di bawah ini!

Layanan Referensi Perpustakan BPOM